satu, dua, tiga....
aku lupa sampai berapa hitungan
agar kedua kaki benar benar berpijak di tengah rel..
dan tinggal tenang menanti
cahaya lokomotif muncul dari depan.
lorong ini cukup terang
bagiku tidak aman jika bungkusan ini kubuka sekarang
jika kumatikan lampu itu,
atau menanti hingga
matahari menjauh
sangat berbahaya,
karena bungkusan ini
liar dan suka cahaya redup
Mataku berkedip..mengiringi kepergianmu hai setan.. aku menoleh..mengusir hadirmu hai malaikat.. aku bergumam..merapal jalan bisikanmu hai manusia.. aku tertidur..menyemangati pelarianmu hai kurakura.. Aku membusuk..menemani kesetianmu hai pohon talok..!..
Kamis, 27 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar